Monday 27 March 2017

Karakteristik Peserta Didik Dalam Belajar Forex

KARAKTERISTIK UMUM PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu komponieren manusiawi yang menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan als tumpuan perhatianischen dalam semua transformasi yang disebut pendidikan. Karena peserta didik merupakan komponen manusiawi yang terpenting dalam proses pendidikan, maka seorang guru dituntut mampu memahami perkembangan peserta didik, sehingga guru dapat memberikan pelayanan pendidikan atau menggunakan strategie pembelajaran yang relevan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa tersebut. Nein, mari kita lihat apa saja yang menjadi karakteristik umum perkembangan peserta didik dalam kajian psikologi. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD) Usa rata-rata anak Indonesien saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun als sie selesai pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usa sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun) Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak Anak An Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja ata belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. Menurut Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi: Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan als aktivitas fisik. Membina hidup sehat Belajar bergaul dan bekerja dalam Kelompok Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin Belajar membaca, Menulis dan berhitung Agar Mampu berpartisipasi dalam masyarakat Memperoleh sejumlah konsep Yang diperlukan untuk berpikir efektif Mengembangkan kata hati, moralische dan nilai-nilai Mencapai kemandirian Pribadi Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa: Menciptakan Lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada Siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai sehingga Siswa Mampu menentukan Pilihan yang stabil dan Menjadi pegangan bagi dirinya. Karakteristik Anak USIA Sekolah Menengah (SMP) Dilihat Dari tahapan perkembangan Yang Genehmigt oleh banyak ahli, anak usia sekolah Menengah (SMP) berada Pada tahap perkembangan Pubertas (10-14 tahun). Terdapat sejumlah karakteristik Yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu: Terjatinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan. Muley timbulnya ciri-ciri seks sekunder Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas Dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan Dari orangtua. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa. Mulai mempertanyakan secara skeptischen mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan. Reaksi als ekspresi emosi masih labil. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendeniri yang sesuai dengan dunia sosial Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas. Adanya karakteristik anak usia sekolah Menengah Yang demikian, maka Guru diharapkan untuk: Menerapkan Modell pembelajaran Yang memisahkan Siswa pria dan wanita Ketika membahas Topik-Topik Yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi. Mitgliedschaft kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui kegiatan-kegiatan yang positif. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individuellen atau kelompok kecil. Meningkatkan kerjasama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa. Tampil menjadi teladan Yang baik bagi siswa. Mitglied kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab. Karakteristrik Anak USIA Remaja (SMA) Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (Ich-Identität). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik Penting, yaitu: Mencapai hubungan Yang Matang dengan teman sebaya Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa Yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Menerima keadaan fisik dan Mampu menggunakannya Secara efektif Mencapai kemandirian emosional Dari orangtua dan orang dewasa Verschiedenes Memilih dan mempersiapkan Karier di masa depan sesuai dengan MiNaT dan kemampuannya Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak Mengembangkan keterampilan Intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga Negara Mencapai tingkah laku yang bertanggung Jawab Secara sosial Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku Mengembangkan Wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut adanya pelayanan Pendidikan yang Mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan Guru, diantaranya: Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang Kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual dan penyalahgunaan narkotika Membantu Siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur Tubuh atau kondisi dirinya Menyediakan fasilitas Yang memungkinkan Siswa mengembangkan keterampilan Yang sesuai dengan MiNaT dan bakatnya, seperti sarana Olahraga , Kesenian dan sebagainya Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan Melatih Siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi Sulit dan Penuh godaan Menerapkan Modell pembelajaran yang memungkinkan Siswa untuk berpikir kritis, reflektif dan positif Membantu Siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta Memupuk semangat keberagaman Siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan Lebih Toleran Menjalin hubungan yang Harmonis dengan Siswa dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan Problem yang dihadapinya Demikianlah Masing-Masing karakteristik perkembangan peserta Didik menurut kajian psikologi. Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan keridhoan-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah Perkembangan Remaja als Problematikanya ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah mundu dalam penyelesaian makalah ini. Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan kurangnya ilmu und wawasan yang kami miliki. Namun, berkat kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikan dengan baik. Kami menyadari kemampuan kami härus terus diasah agar dapat terus berkarya. Untuk itu, kami mengharapkan pembaca untuk sedianya Mitgliedschaftskritik dan saran yang dapat muangun daya pikir agar makalah ini menjadi lebih baik. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Semoga karya ini dapat Membranen adanya peran dan fungsi mahasiswa bagi agama, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Bandung, im September 2012 KATA PENGANTAR i 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan dan Manfaat 2 1.4 Metode 823082308230823082308230823082308230823082308230823082308230,, 823082308230. 2 2.1 Pengertian Kemandirian Peserta Didik 3 2.2 Tingkatan und Karakteristik Kemandirian Peserta didik82308230823082308230. 4 2.3 Pentingnya Kemandirian Bagi Peserta Didik 5 2.4 Perkembangan Kemandirian dan Implikasinya bagi Pendidikan 6 2.5 Bentuk - Bentuk Kemandirian 6 2.6 Faktor - Faktor Yang mempengaruhi kemandirian 7 2.7 Upaya Pengembangan Kemandirian8230823082308230823082308230823082308230823082308230.8 3.1 Analisis Teoritis 9 4.2 Analisis Praktis. 9 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 10 4.2 Rekomendasi. 11 Daftar Pustaka 12 No. Nama Tugas 1. Afelia Clara Sindi 1.206.622 Pecarian Materi Pengolahan Materi Pengeditan makalah Inventarisir dan perbanyakan makalah 2. Fakhrotun Nisa 1.202.557 Zeuge Entwickler Materi Pengolahan Materi Pengeditan makalah 1 Pencetakan makalah 3. Gesti Haeriah 1.203.106 Zeuge Entwickler Materi Pengolahan Materi Pengeditan makalah 2 Pengorganisir jadwal kerja kelompok 4. Vanni Hadiani 1201973 Pengolahan materi Penenditan makalah 1 amp 2 Pengeditan PPT 1.1 Latar belakang Perkembangan kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang kehidupan manusia. Terutama bagi peserta didik yang von memang dicetak sebagai penggerak bangsa masa depan. Jadi seorang peserta didik härus tertanam sikap kemandirian guna menjadi wahnsinnig yang berguna bagi masyarakat dengan kemampuan sendiri. Perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang Pada gilirannya dapat memicu terjadinya perubahan emosional, perubahan kognitif Yang memberikan pemikiran tentang cara berpikir Yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orang tua dan Aktivitas individu. Secara spesifik, masalah kemandirian menuntut suatu kesiapan einzeln, baik kesiapan fisik maupun emosional untuk mengatur, mengurus dan melakukan aktivitas atas tanggung jawabnya sendeniri tanpa banyak menngantungkan pada orang lain. Kemandirian muncul dan berfungsi ketika peserta didik menemukan diri pada posisi Yang menuntut suatu tingkat kepercayaan diri. Menurut Steinberg (1993), kemandirian berbeda dengan tidak tergantung, karena tidak tergantung merupakan bagian untuk memperoleh kemandirian. Walaupun pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang akan saling berganung dan mahutuhkan satu sama lain. Namun, manusia, juga, sebagai, makhluk, yang, memiliki, pemikiran, harus bisa, mengatur, kehidupannya, sendiri. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa pengertiaan kemandirian b. Apa saja tingkatan dan karakteristik kemandirian peserta didik c. Apa pentingnya kemandirian bagi peserta didik d. Bagaimana perkembangan kemandirian peserta didik dans implikasinya bagi pendidikan e. Bagaimana Bentuk-bentuk kemandirian f. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian g. Apa saja Upaya pengembangan Kemandirian 1,3 Tujuan dan Manfaat a. Untuk mengetahui pengertian kemandirian b. Untuk memahami tingkatan dän karakteristik kemandirian peserta didik c. Untuk mengatahui seberapa pentingnya kemandirian peserta didik d. Untuk mengatahui bgaiman perkembangan kemandirian peserta didik e. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk kemandirian f. Untuk mengetahui faktor-faktor yag mempengaruhi perkembangan peserta didik g. Untuk mengetahui apa saja upaya Pengembangan kemandirian peserta Didik Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan metode Literatur, yaitu metode Yang menggunakan sumber-sumber referensi sebagai acuan dalam membahas dan menganalisis perihal karakteristik perkembangan kemandirian peserta Didik serta implikasinya dalam Pendidikan. 2.1 Pengertian Kemandirian Peserta Didik Istilah 8220kemandirian8221 berasal Dari kata dasar 8220diri8221 Yang mendapat AWALAN 8220ke8221 dan akhiran 8220an8221, kemudian membentuk satu kata keadaan atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari kata dasar 8220diri8221, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak bisa lepas dari pembahasan tentang perkembangan diri itu sendiri. Menurut Chaplin (2002), otonomi atau kemandirian adalah kebebasan einzelnes manusia untuk memilih menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai, dan menentukan dirinya sendiri. Sedangkan menurut Erikson (dalam Monks, dkk, 1989), menyatakan kemandirian adalah Usaha untuk melepaskan Diri Dari orangtua dengan Maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas Ego yaitu merupakan perkembangan kea rah individualitas Yang Mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian biasanya ditandai dengan kemapuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, dan lain lain. Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara verwandte bebas dari pengaruh penilianische, pendapat dan keyakinan orang lain. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Sarkasmus: ein. Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hatrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri b. Mamma mengambil keputusan als inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi c. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya d. Bertanggung jawab atas apa yang Dilakukannya 2.2 Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian Peserta Didik Sebastian moslemischer Psikologi Yang kompleks, kemandirian dalam perkembangannya memiliki tingkatan-tingkatan. Perkembangan kemandirian seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan kemandirian tersebut. Menurut Lovinger (dalam Sunaryo Kartadinata, 1988), mengemukakan tingkatan kemandirian dan karakteristiknya, yaitu: Tingkat pertama, adalah tingkatan implusif und melindungi diri. Tingkatan ini mempunyai ciri-ciri Sebai Berikut: - Peduli terhadap Kontrolle als Keuntungan Yang Dapat Diperoleh Dari Interaksinya Dengan Orang Lain. - Mengikuti aturan secara spontanisch als hedonistisch. - Berfikir tidak logis dan tertegun pada cara berfikir tertentu (Stereotyp). - Cenderung melihat kehidupan sebagai zero-sum Spiele. - Cenderung menyalahkan als mencela orang lain serta lingkunganya. B. Tingkat kedua, adalah konformistik. Ciri-cirinya adalah: - Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan gesellschaftlichen. - Cenderung berfikir stereotype dan klise. - Peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal. - Bertindak dengan Motiv yang dangkal untuk memperoleh pujian. - Menyamakan diri dalam ekspresi emosi und kurangnya intropeksi. - Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal. - Takut tiadak diterima kelompok. - Tidak sensitif terhadap keindividualan. - Merasa berdosa jika melanggar aturan. C. Tingkatan ketiga, adalah tingkat sadar diri. Ciri-cirinya adalah: - Mampu berfikir alternatif. - Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi. - Memikirkan cara hidup. - Penyesuaian terhadap situasi dan peranan. - Menekankan pada pentingnya memecahkan masalah. D. Tingkat keempat, adalah tingkat saksama (gewissenhaft). Ciri-ciri nya adalah: - Bertindak atas dasar nilai-nilai intern. - Sadar akan tanggung jawab. - Mampu melakukan kritik und penilaian diri. - Memiliki tujuan jangka panjang. - Berfikir lebih kompleks dans atas dasar pola analisis. 2.3 Pentingnya Kemandirian Taschei Peserta Didik Pentingnya Kemandirian Dari Peserta Didik ini Dipengaruhi Juga Dengan Semakin Kompleksnya Kehidupan Yang Tentunya Juga Berpengaruh Pada Perkembangan Peserta Didik. Pengaruh Buruk Sudah Banyak Sekali Masuk Dan Membrana Dampak Buruk Bagi Peserta Didik, Seperti Tawuran, Seks Bebas, Narkoba, Alkohol, Dan Lain-Lain. Selain perilaku menyimpang tadi, dewasa ini kerusakan moralisches Wortspiel terjadi seperti budaya mencontek, kurang peka terhadap lingkungan, ketergantungan dan sebagainya. Ini semua tentunya patut menjadi perhatianischen dunia. Dan Solusi Yang Tepat adalah menanamkan sikap kemandirian pada diri peserta Didik. Dengan kemandirian, peserta Didik belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai denga keputusannya sendiri serta bertanggung Jawab atas segala sesuatu Yang dilakukannya. Jika kemandirian sudah tertanam von setiap diri para peserta von didik tentunya von akan berimplikasi pada pendidikan. Mereka sebagai subjek pendidikan dans mempunyai sikap kemandirian tentunya akan Membrana Dampak baik bagi masa depan pendidikan. Maka dari itu, kemandirian peserta didik sangat penting untuk ditanamkan. 2.4 Perkembangan Kemandirian Peserta Didik dan Implikasinya bagi Pendidikan Kemandirian Peserta Didik Adalah Bakat Kecakapan Yang Dimiliki Peserta Didik, Ini Sangat Berkaitan Dengan Pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan von sekolah perlu melakukan upaya-upaya pengembangan kemandirian peserta didik, diantaranya: Anzahl der Teilnehmer pro Bestellung belajar mengajar yang demokratis b. Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah. C. Mitglieder kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan. Mendorong rasa ingin tahu mereka. D. Peneriman positiv tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lain. D. h. Menjalin hubungan yang harmonis als akrab dengan anak. Dengan semu itu, maka akan terbentuk pribadi peserta didik yang mandiri. Yang juga implikasi untuk keadaan dunia pendidikan yang akan semakin berkembang. 2.5 Bentuk-Bentuk Kemandirian Robert H avighurst (1972) membedakan kemandirian atas empat bentuk kemandirian yaitu: Aspek Emosi, aspek ini ditunjukan dengan adanya kemampuan untuk dirinya mengatur emosinya sendiri. B. Aspek Ekonomi, aspek ini ditunjukan dengan adanya kemampuan untuk mengatur als mengelola kebutuhan dirinya sendiri secara ekonomis. C. Aspek Intelektual, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. D. Aspek Sosial, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung kepada orang liegen. Semantara itu. Steiberg (1993) membedakan karakteristik kemadirian atas tiga bentuk, yaitu. ein. Kemandirian emosional b. Kemandirian tingkah laku (Verhaltensautonomie). C. Kemandirian nilai (Wertautonomie) Lengkapnya Steinberg menulis: Die erste emotionale Autonomie - die Unabhängigkeitsaspekte im Zusammenhang mit Veränderungen in der individuellen Beziehung, besonders bei den Eltern. Die zweite Verhaltensautonomie - die Fähigkeit, unabhängige Entscheidungen zu treffen und mit ihnen zu folgen. Die dritte Charakterisierung bezieht sich auf und aspec der Unabhängigkeit bezieht sich auf uns Wertautonomie-das ist mehr als einfach in der Lage zu widerstehen Preassures, um zusammen mit den Forderungen der anderen, seine Mittel mit einem Satz eine Grundsätze über richtig und falsch, über das, was wichtig ist und was ist nicht. Kutipan di atas menunjukan karakteristik dari ketiga aspek kemandirian, yaitu: Kemandirian emosional yakni aspek kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar individuell, b. Kemandirian tingkah laku, yakni suatu kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan melakukanny secara bertanggung jawab. C. Kemandirian nilai, yakni kemandirian memaknai suatu halben tentang benar dan salah, tentang yang penting als apa yang tidak penting. 2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian a. Proses belajar mengajar yang demokratis, yang memungkinkan anak merasa dihargai. B. Dorongan untuk anak agar dia dapat von mengambil keputusan sendiri von mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. C. Kebebasan anak untuk dapat mengeksplorasi lingkungan mereka agar dapat mendorong rasa ingin tahu mereka. D. Tidak adaraia diskriminasi antara anak dalam perlakuannya. D. h. Hubungan harmonis antara anak und orangtua. F. Adanya motivasi Yang kuat Dari diri anak itu sendiri. 2.7 Upaya Pengembangan Kemandirian Sesuai dengan fase perkembangannya, upaja pengembangan remaja dapat dilakukan melalui: ein. Menciptakan proses beläge menanajar yang demokratis sehta anak merasa dihargai. B. Menciptakan komunikasi Yang Saling Terbuka Antar Anggota Keluarga. C. Membebaskan anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar agar meningkatkan rasa keingintahuannya. D. Menimbulkan komunikasi yang hangat antar anak maupun orangtua. D. h. Adanya kepercayaan kepada anak untuk melakukan apapun yang ia mau, tapi dalam pengawasan orang dewasa. F. Menerima segala sesuatu yang ada pada diri anak dari kelebihan dan kekurangannya. 3.1 Analisis Teoritis Kemandirian merupakan suatu sikap, dan sikap merupakans suatu yang dipelajari, sikap yang dalam bahasa Inggris disebut Haltung ini oleh Dr. Gerungan diyatakan sebagai Berikut: 8220Sebagai sikap dan kesedian bereaksi terhadap suatu hal8221. Artinya bahwa kita tidak dilahirkan dengan dilengkapi sikap-sikap, tetapi sikap-sikap esu tumbuh bersama-sama dengan pengalaman yang kita peroleh. Sedangkan pembentukan Haltung tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan gambaran saja, pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan objek tertentu. Charles schaeffer mengistilahkan sikap mandiri dengan berdiri diatas kaki sendiri atau otonom, yang didefinisikan sebai: 8220Keinginan untuk menguasai dalam mengendalikan tindakan-tindakan sendiri als bebas dari pengendalin dari luar. Tujuannya ialah untuk menjadi seorang manusia yang ngatur diri sendiri. Seorang manusia yang berdiri diatas kaki sendiri mengambil inisiatif, mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan als melakukan hal-hal unzutan dan oleh dirinya sendiri.8221 Sementara itu Dr. Zakiyah Darajat Yang mengemukakan mandiri dengan istilah berdiri sendiri, memberikan definisi sebagai berikut. Berdiri sendiri yaitu kecenderungan anak untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya tanpa minta tolong kepada orang lain, juga mengukur kemampuan untuk mengarahkan kelakuannya tanpa tunduk pada orang lain, biasanya anak yang dapat berdiri sendeiri lebih mampu memikul tanggung jawab dan pada umumnya mempunai emosi yang stabil. 3.2 Analisis Praktis Mandiri adalah tidak ketergantungan dengan orang lan dan mampu melakukan hal yang bisa dilakukan sendiri dengan baik tanpa membebani atau tergantung dengan orang lain. Kemandirian esu tidaklah terjadi dengan begitu saja, namun sikap ini tertanam pada seorang anak secara bertahap sei. Ap ap ap ap ap ap ap.......... KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ​​1. Kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas dan juga merupakan perkembangan kearah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. 2. Perkembangan kemandirian seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan kemandirian. 3. Pengaruh kompleksitas kehidupan terhadap peserta didik terlihat dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan, seperti perkelahischer antar pelajar, penyalahgunaan obat dan alkohol, perilaku agresif, dan berbagai perilaku menyimpang yang sudah mengarahkan pada tindak kriminal. 4. Karakteristik kemadirian atas tiga bentuk, yaitu: a) kemandirian emosional b) kemandirian tingkah laku c) kemandirian nilai. 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian: a) Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis yang kemungkinan anak merasa dihargai. B) Mendorong anak untuk berpatisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah. C) Mitglieds-Kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan, mendorong rasa ingin tahu mereka. 1. Diperuntukan bagi para pendidik kemandirian, seperti orang tua, guru, dan lain-lain, direkomendasikan untuk: a. Menciptakan Proses belajar mengajar Yang Demokratis. B. Menciptakan komunikasi Yang Saling Terbuka Dan Hangat. C. Membebaskan anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar. D. Mitglied werden. Kepada anak untuk melakukan apapun yang ia mau, tapi tetap dalam pengawasan. D. h. Menerima segala sesuatu yang ada pada diri anak dari kelebihan dan kekurangannya. 2. Sementara bagi anak atau siswa kemandirian dapat dicapai dengan beberapa rekomendasi, yaitu: ein. Mengatur emosinya sendiri. B. Mengatur dan mengelola kebutuhan dirinya sendiri secara ekonomis. C. Mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. D. Mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung kepada orang liegen. Baharuddin. Pendidikan amp Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Medien. Baharuddin. Psikologi Pendidikan: Refleksi Teoretis Terhadap Fenomena. Jogjakarta: Ar - Dalyono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Datei: E: Meine DokumenteKEMANDIRIANKuliah PAI Yuk. PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. htm ltfile: E: Meine DokumenteKEMANDIRIANNasrulloh Julia Makalah Kemandirian als Penyesuaian peserta Didik. htmgt: E: Meine DokumenteKEMANDIRIANTtap bersinar Makalah Psikologi perkembangan tentang KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. htm Hildayani, Rini dkk. 2007. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugandhi, M. Nani amps Syamsu Yusuf L. N. 2012. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


No comments:

Post a Comment